Home » News » John Gluba Gebze Kritisi Penutupan PT Harvest Pulus Papua

John Gluba Gebze Kritisi Penutupan PT Harvest Pulus Papua

Selasa, 15 Februari 2022 10:06

Penulis : Nasrun Labata
John Gluba Gebze saat diwawancarai awak media terkait penutupan PT Harvest Pulus Papua. foto by Nasrun Labata
iklan03

JPTokoh selatan Papua yang juga mantan bupati Merauke (2000-2010), Johanes Gluba Gebze angkat bicara soal penutupan PT Harvest Pulus Papua, sebuah perusahaan telur lokal yang beroperasi di Kampung Marga Mulya, Distrik Semangga.

Perusahaan peternakan ayam petelur itu diketahui ditutup oleh Pemkab Merauke pada Senin (14/2/2022), menyusul protes keras masyarakat sekitar PT Harvest yang merasakan langsung dampak pencemaran udara dari aktivitas produksi perusahaan tersebut.

John Gluba Gebze menyayangkan keputusan pemerintah daerah yang dinilai sepihak tersebut, dengan mengorbankan produsen telur lokal yang sudah membantu daerah dalam hal pasokan telur.

Seharusnya, menurut Gluba, sebelum ditutup, ada solusi yang bijaksana yang tidak merugikan para pihak, baik masyarakat maupun pihak perusahaan.

“Provinsi Papua Selatan sudah mau dibentuk. Berbicara otonomi itu bicara soal kemandirian. Dalam hal apa kita sudah mandiri? Dulu telur saja masih didatangkan dari luar,” kritik Gluba, Selasa (15/2/2022).

Untuk memenuhi kebutuhan di Merauke, ia mengungkapkan, beberapa tahun lalu telur didatangkan dari Surabaya. Namun kini sudah ada produsen lokal yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Merauke dan kabupaten sekitarnya.

“Kini sudah ada produsen lokal yang membuat kita mandiri dalam hal pasokan telur. Kenapa ini tidak dijadikan aset dan didukung, sehingga kita semakin mandiri,” ujarnya.

Menurut dia, penutupan dan atau relokasi perusahaan tersebut bukan persoalan mudah. Harusnya dilakukan kajian holistik, sehingga tidak ada yang dirugikan dari kebijakan pemerintah itu.

“Tidak bisa satu SKPD bertindak seakan menjadi superbody di lingkup pemerintah, itu salah. Berilah ruang untuk pihak swasta bertumbuh dan berkembang,” ujarnya.

Gluba mengakui, jika lahan yang dipakai oleh PT Harvest Pulus Papua untuk aktivitas perusahaan merupakan tanah milik marganya.

Sebagai anak negeri, pihaknya telah memberi ruang bagi siapa saja untuk tumbuh dan berkembang dalam hal ekonomi serta ikut berkontribusi membangun daerah.

“Kenapa kearifan besar orang Marind itu diusik. Harusnya para stakeholder bijak melihat hal ini,” pungkasnya.

Untuk diketahui, penutupan PT Harvest Pulus Papua merupakan kesepakatan dalam rapat Dinas Lingkungan Hidup dengan warga Marga Mulya yang terdampak bau limbah perusahaan tersebut pada Senin kemarin.

Tags :

iklan03

Berita Terkait

Rekomendasi