Home » News » Aliansi Mahasiswa Merauke Kecam Tindakan Represif yang Diduga Dilakukan Oknum Polisi

Aliansi Mahasiswa Merauke Kecam Tindakan Represif yang Diduga Dilakukan Oknum Polisi

Jumat, 2 September 2022 09:48

Penulis : Nasrun Labata
Editor : Redaktur
iklan03

JP-Aliansi Mahasiswa Merauke lakukan kecaman terhadap oknum anggota Polres Merauke yang dinila represif dalam melakukan pengamanan aksi demonstrasi

Kecaman itu dilakukan dalam bentuk konferensi pers di bevak Insan Cita pada jumat (2/8/2022)

Diketahui Aliansi Mahasiswa Merauke yang terdiri dari HMI,KAMMI,GMKI,IKMF, dan IKAMI SULSEL tersebut. Melakukan demonstrasi penolakan kenaikan harga Bahan Bakar (BBM) di depan Kantor DPR Merauke pada 1 September 2022

Namun dari aksi tersebut salah satu aktifis perempuan dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Merauke diduga ditonjok oleh salah satu oknum polisi yang sedang melakukan pengamanan demonstrasi.

“Kami sangat menyayangkan tindakan Represif Aparat Kepolisian Resort Merauke terhadap kawan kami aktifis perempuan Himpunan, Mahasiswa Islam dalam penyelenggaraan aksi unjuk rasa menolak kenaikan Harga Bahan Bakar (BBM) pada tanggal 1 september 2022 di depan Kantor DPRD Kabupaten Merauke” tegas Reza A G

Untuk itu kata Reza, sebagai bentuk kecaman tegas atas tindakan yang tidak profesional itu Aliansi Mahasiswa Merauke yang terdiri dari HMI,KAMMI,GMKI,IKMF, dan IKAMI SULSEL mengutuk keras atas tindakan aparat kepolisian Resort Merauke terhadap aktifis perempuan.

“Karena disisi lain, diseantero dunia semua orang menggaungkan stop kekerasan terhadap perempuan, tapi di Merauke justru aktifis perempuan diruang publik saat menyampaikan pendapat yang dilindungi oleh konstitusi, malah
oknum kepolisian melakukan tindakan represif. Ini tentu sangat bertentangan dengan nilai presisi” kecamnya

yang digaungkan oleh Kapolri lanjut Reza, dimana polisi dalam melaksanakan tugasnya harus humanis. Oleh karena itu kami meminta Kapolri segera mengevaluasi jajarannya di Polda Papua dan Polres.

Senada juga diutarakan oleh Riska Tanti Akbar, sekaligus sebagai korban tindakan Represif. Bahwa pada aksi kemarin semua peserta aksi sudah sepakat untuk tidak melakukan tindakan anarkis

“Kami hanya meminta sejengkal jarak untuk jalan masuk tapi anggota-anggota kepolisian memdorong kami, dan bahkan saya dipukul pada bagian wajah saya, ini sangat tidak etis” ujar Riska Tanti Akbar

Atas tindakan represif itu, Riska menilai, ada pengekangan kaum perempuan dalam kebebasan berpendapat didepan umum, olehnya itu polda dan Polres Merauke harus mengevaluasi kembali terkait sitem pengamananya dan pelayanannya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Aldianus Tuwar, Ketua Umum Ikatan Keluarga Mahasiswa Flobamora (Ketua IKMF) dirinya mewakili suara dari Aliansi Mahasiswa Merauke bahwa Polres Merauke harus lebih mengevaluasi tim dari kepolisian yang turun mengamankan aksi kemarin. Karena menurutnya tindakan yang dilakukan adalah kebalikan dari kata presisi.

 

Tags :

iklan03

Berita Terkait

Rekomendasi